Kamis, 21 Maret 2013

Pelukis | Biografi Basuki Abdullah


Basuki Abdullah

"Melukis 300 Potret Diri yang Mendunia"



Salah satu pelukis ternama di Indonesia yaitua Basuki Abdullah, lahir di Surakarta, 25 Januari 1915. Pelukis beraliran realis dan naturalis ini pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka pada 1974. Lukisan-lukisan karyanya menghiasi istana negara, selain menjadi koleksi dari berbagai penjuru dunia.

Ayahnya R.Abdullah Suryosubroto adalah seorang pelukis, sedangkan kakeknya yaitu seorang tokoh pergerakan kebangkitan nasional Indonesia, Doktor Wahidin Surjohusodo.

Basuki Abdullah bersekolah di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo, kemudian mendapatkan beasiswa pada 1933 untuk belajar di Akademi Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu tiga tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).


Pada 6 September 1948 Basuki mengikuti lomba lukis potret diri Ratu Belanda Juliana. Lomba itu diikuti 81 pelukis dari berbagai penjuru dunia. Tetapi yang mampu menyelesaikan potret Ratu tepat waktu hanya 21 pelukis, termasuk Basuki. Ia bahkan tampil sebagai juara. Sejak itu, Basuki laris sebagai pelukis potret diri.

Selama karirnya dalam melukis, Basuki terkenal sebagai pelukis potret, meski ia juga melukis pemandangan alam, flora, fauna, tema-tema perjuangan, pembangunan, dan lainnya. Dia sering mengadakan pameran tunggal, di dalam maupun di luar negeri, seperti di Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan beliau. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri.

Selain menjadi pelukis, dia juga pandai menari dan sering tampil dengan tarian wayang orang sebagai Rahwana atau Hanoman. Ia tidak hanya menguasai soal kewayangan, budaya Jawa di mana dia berasal. Tetapi juga menggemari komposisi-kompasisi Franz Schubert, Beethoven dan Paganini, dengan demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak Jawasentris.


Basuki telah tiga kali menikah sebelum bertemu dengan seorang gadis Thai, istri keempatnya. Tiga pernikahan pertamanya kandas. Kisah pertemuannya dengan gadis Thai dimulai dari juri lomba ratu kecantikan tahun 1967. Basuki terpesona pada seorang peserta kontes yang berkulit kuning dan lesung pipi. Gadis itu Nataya Nareerat, istri keempatnya yang terpaut 30 tahun. Mereka memiliki seorang putri yang diberi nama Sidawaty Bharany

Kematiannya cukup tragis. Basuki Abdullah tewas dibunuh perampok di rumah kediamannya, pada 5 November 1993. Ia meninggal dalam usia 78 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta.

0 komentar:

Blogger Template by Clairvo